Kisah Para Rasul 11:1-30

11  Para rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar bahwa orang-orang dari bangsa lain juga telah menerima firman Allah.  Maka ketika Petrus datang ke Yerusalem, para pendukung hukum sunat+ mulai mengkritik* dia  dengan mengatakan, ”Kamu masuk ke rumah orang-orang yang tidak disunat dan makan bersama mereka.”  Petrus pun menceritakan kejadiannya dengan terperinci. Dia berkata,  ”Di kota Yopa, ketika saya sedang berdoa, saya mendapat penglihatan: Ada sesuatu yang seperti kain besar turun dari langit. Keempat ujungnya seperti dipegang. Kain itu turun persis di depan saya.+  Saya melihat baik-baik ke dalamnya, dan ternyata ada binatang-binatang berkaki empat, binatang liar, binatang melata,* dan burung-burung.  Lalu saya mendengar suatu suara berkata, ’Berdirilah, Petrus. Potong dan makanlah!’  Tapi saya menjawab, ’Tentu tidak, Tuan. Saya tidak pernah makan apa pun yang haram atau najis.’  Untuk kedua kalinya, suara dari langit itu berkata, ’Apa yang sudah Allah jadikan halal tidak boleh lagi kamu sebut haram.’ 10  Itu terjadi tiga kali, lalu semuanya terangkat lagi ke langit. 11  Persis pada saat itu juga, tiga orang datang ke rumah tempat kami menginap, karena mereka diutus kepada saya dari Kaisarea.+ 12  Lalu melalui kuasa kudus, saya diberi tahu untuk ikut dengan mereka tanpa ragu sedikit pun. Keenam saudara ini juga ikut dengan saya, dan kami masuk ke rumah orang itu. 13  ”Dia bercerita bahwa dia melihat seorang malaikat berdiri di rumahnya dan berkata, ’Kirimlah utusan ke Yopa untuk mengundang Simon yang disebut Petrus,+ 14  dan dia akan memberi tahu kamu caranya kamu dan seluruh rumah tanggamu bisa diselamatkan.’ 15  Tapi ketika saya mulai berbicara, kuasa kudus turun ke atas mereka seperti ke atas kita pada awalnya.+ 16  Melihat itu, saya teringat apa yang beberapa kali dikatakan Tuan, yaitu, ’Yohanes membaptis dengan air,+ tapi kalian akan dibaptis dengan kuasa kudus.’+ 17  Jadi, kalau Allah memberi mereka karunia yang sama dengan yang Dia berikan kepada kita yang percaya kepada Tuan Yesus Kristus, siapakah saya ini sehingga saya bisa menghalangi Allah?”+ 18  Mendengar itu, mereka tidak punya keberatan lagi,* dan mereka memuliakan Allah dengan mengatakan, ”Kalau begitu, Allah memberi kesempatan juga kepada bangsa-bangsa lain untuk bertobat supaya mereka mendapatkan kehidupan.”+ 19  Setelah Stefanus dibunuh, murid-murid dibuat sengsara dan terpencar+ sampai ke Fenisia,+ Siprus, dan Antiokhia, tapi mereka menyampaikan firman hanya kepada orang Yahudi.+ 20  Meski begitu, ada murid-murid dari Siprus dan Kirene yang datang ke Antiokhia, dan mereka mulai memberitakan kabar baik tentang Tuan Yesus kepada orang-orang berbahasa Yunani. 21  Tangan Yehuwa menyertai mereka, dan ada banyak yang mulai percaya kepada Tuan dan menjadi muridnya.+ 22  Sewaktu sidang jemaat di Yerusalem mendengar tentang mereka, Barnabas+ diutus sampai ke Antiokhia. 23  Ketika dia tiba dan melihat kebaikan hati Allah yang luar biasa,* dia bersukacita dan menguatkan mereka semua untuk tetap setia kepada Tuan dengan tekad yang sepenuh hati.+ 24  Barnabas adalah orang yang baik, yang penuh dengan kuasa kudus dan iman. Maka semakin banyak orang menjadi murid Tuan.+ 25  Setelah itu, dia pergi ke Tarsus untuk mencari Saul+ dengan teliti. 26  Setelah menemukan dia, Barnabas membawanya ke Antiokhia. Selama setahun penuh, mereka berkumpul bersama sidang jemaat di sana dan mengajar cukup banyak orang. Di Antiokhia, dengan bimbingan Allah murid-murid pertama kali disebut orang Kristen.+ 27  Waktu itu, nabi-nabi+ dari Yerusalem datang ke Antiokhia. 28  Dengan bimbingan kuasa kudus, salah satu nabi yang bernama Agabus+ berkata bahwa sebentar lagi, akan ada kelaparan yang parah di seluruh dunia,+ dan itu memang terjadi pada zaman Klaudius.+ 29  Maka murid-murid memutuskan untuk mengirim bantuan,+ sesuai dengan kemampuan masing-masing,+ untuk saudara-saudara di Yudea. 30  Mereka mengirimkannya kepada para penatua melalui Barnabas dan Saul.+

Catatan Kaki

Atau ”berdebat dengan”.
Atau ”reptil”.
Lit.: ”mereka pun diam”.

Keterangan Tambahan

Antiokhia: Ini adalah pertama kalinya kota ini disebutkan di Alkitab. Letaknya sekitar 500 km di sebelah utara Yerusalem. Pada 64 SM, Antiokhia dijadikan ibu kota Siria, sebuah provinsi Romawi. Pada abad pertama M, Antiokhia Siria sudah menjadi kota Romawi terbesar ketiga setelah Roma dan Aleksandria. Meskipun kota Antiokhia Siria sangat indah dan adalah pusat politik, perdagangan, dan budaya, kota itu juga dikenal sangat bejat. Di Antiokhia, ada banyak orang Yahudi asli, dan menurut catatan sejarah, mereka membantu banyak orang berbahasa Yunani di kota itu untuk menjadi penganut agama Yahudi. Nikolaus adalah salah satu orang Antiokhia yang menjadi penganut agama Yahudi, dan dia belakangan menjadi orang Kristen. Barnabas dan Rasul Paulus mengajar selama setahun di Antiokhia, dan Antiokhia menjadi kota tempat tinggal tetap Rasul Paulus selama dia melakukan perjalanan utusan injilnya. Di kota itulah ”dengan bimbingan Allah murid-murid pertama kali disebut orang Kristen”. (Lihat keterangan tambahan Kis 11:26.) Kota ini berbeda dengan kota Antiokhia di Pisidia, yang disebutkan di Kis 13:14.​—Lihat keterangan tambahan Kis 13:14 dan Lamp. B13.

Antiokhia di Pisidia: Kota kuno di Galatia, sebuah provinsi Romawi. Kota ini terletak di perbatasan wilayah Frigia dan Pisidia. Jadi sepanjang sejarah, kota ini pernah dianggap sebagai bagian dari Frigia dan pernah juga dianggap bagian dari Pisidia. Sekarang, reruntuhan kota ini ada di dekat kota Yalvaç, Turkiye. Kota Antiokhia Pisidia disebutkan di ayat ini dan di Kis 14:19, 21. Perjalanan dari kota Perga, yang ada di dekat Pesisir Laut Tengah, ke Antiokhia Pisidia sulit ditempuh dan berbahaya. Antiokhia Pisidia terletak sekitar 1.100 m di atas permukaan laut (lihat Lamp. B13), dan di sepanjang jalan yang menanjak itu, ada banyak perampok. ”Antiokhia di Pisidia” tidak sama dengan Antiokhia di Siria. (Kis 6:5; 11:19; 13:1; 14:26; 15:22; 18:22) Di buku Kisah, jika nama kota Antiokhia disebutkan, yang dimaksud biasanya adalah Antiokhia Siria, bukan Antiokhia Pisidia.

Antiokhia: Kota kuno ini ada di Siria, di tepi Sungai Orontes. Antiokhia Siria terletak kira-kira 20 km dari Seleukia, sebuah kota pelabuhan di Laut Tengah. Pada abad pertama M, Antiokhia Siria sudah menjadi kota Romawi terbesar dan terkaya ketiga setelah Roma dan Aleksandria. Ada komunitas besar orang Yahudi di kota ini. Mereka sudah sangat lama tinggal di sana, dan mereka punya hubungan yang cukup baik dengan orang-orang dari bangsa lain. Mungkin karena itulah Antiokhia Siria menjadi kota yang cocok bagi para murid untuk mulai mengabar bukan hanya kepada orang Yahudi, tapi juga kepada orang-orang dari bangsa lain yang tidak disunat. (Lihat keterangan tambahan untuk orang-orang berbahasa Yunani di ayat ini.) Kota ini berbeda dengan kota Antiokhia di Pisidia, Asia Kecil.​—Lihat keterangan tambahan Kis 6:5; 13:14 dan Lamp. B13.

orang-orang berbahasa Yunani: Lit.: ”orang-orang Helenis”. Dari istilah Yunani Hellenistes, yang artinya bisa berbeda-beda sesuai konteksnya. Di Kis 6:1, istilah ini kemungkinan besar memaksudkan ”orang-orang Yahudi berbahasa Yunani”. (Lihat keterangan tambahan Kis 6:1.) Ini membuat beberapa pakar menyimpulkan bahwa di Antiokhia Siria, para murid hanya mengabar kepada orang Yahudi berbahasa Yunani, entah mereka orang Yahudi asli atau orang yang menjadi penganut agama Yahudi. Tapi kemungkinan besar, bukan hanya mereka yang dimaksud di Kis 11:20 ini, karena konteksnya menceritakan tentang perkembangan pengabaran di Antiokhia. Seperti yang disebutkan di Kis 11:19, di Antiokhia, firman Allah awalnya hanya diberitakan kepada orang Yahudi. Tapi sekarang, orang-orang dari bangsa lain yang tinggal di kota itu juga bisa mendengar firman Allah. Barnabas kelihatannya diutus ke Antiokhia untuk menguatkan murid-murid baru yang berbahasa Yunani ini. (Kis 11:22, 23) Dalam beberapa manuskrip kuno, istilah yang digunakan di ayat ini bukan Hellenistes, tapi Hellenas (artinya ”orang-orang Yunani”; lihat Kis 16:3). Jadi, beberapa terjemahan Alkitab menerjemahkannya menjadi ”orang-orang Yunani” atau ”orang-orang dari bangsa lain”. Tapi, ungkapan seperti itu bisa memberi kesan bahwa di Antiokhia, murid-murid tidak mengabar kepada para penganut agama Yahudi. Padahal kemungkinan besar, mereka mengabar kepada segala macam orang berbahasa Yunani, baik orang-orang dari bangsa lain maupun orang Yahudi. Karena itu, Terjemahan Dunia Baru menerjemahkan istilah Hellenistes di ayat ini menjadi ”orang-orang berbahasa Yunani”. Mereka berasal dari berbagai bangsa, tapi mereka berbicara bahasa Yunani dan bisa jadi mengikuti kebiasaan orang Yunani.

orang-orang Yahudi berbahasa Yunani: Lit.: ”orang-orang Helenis”. Dari istilah Yunani Hellenistes. Istilah ini tidak pernah ditemukan dalam buku-buku Yunani atau Yahudi Helenistik pada waktu itu. Tapi dari konteks ayat ini, bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud adalah ”orang-orang Yahudi berbahasa Yunani”, dan dalam banyak kamus, memang itulah arti Hellenistes. Pada saat itu, semua orang Kristen yang ada di Yerusalem, termasuk mereka yang berbahasa Yunani, adalah orang keturunan Yahudi atau orang yang dulunya adalah penganut agama Yahudi (proselit). (Kis 10:28, 35, 44-48) Ungkapan ”orang-orang Yahudi berbahasa Yunani” digunakan untuk membedakan kelompok itu dengan ”orang-orang Yahudi berbahasa Ibrani” (lit.: ”orang-orang Ibrani”; bentuk jamak dari kata Yunani Ebraios). Jadi, ”orang Helenis” memaksudkan orang Yahudi yang menggunakan bahasa Yunani. Mereka datang ke Yerusalem dari berbagai daerah kekuasaan Romawi, mungkin termasuk Dekapolis. Sementara itu, kebanyakan orang Yahudi yang berbahasa Ibrani kemungkinan berasal dari Yudea dan Galilea. Kedua kelompok orang Kristen Yahudi ini kelihatannya punya latar belakang budaya yang cukup berbeda.​—Lihat keterangan tambahan Kis 9:29.

Tangan Yehuwa: Ungkapan ini sering disebutkan di Kitab-Kitab Ibrani. Ungkapan Ibraninya adalah gabungan dari kata Ibrani untuk ”tangan” dan Tetragramaton. (Beberapa contohnya ada di Kel 9:3; Bil 11:23, ctk.; Hak 2:15; Rut 1:13; 1Sam 5:6, 9; 7:13; 12:15; 1Raj 18:46; Ezr 7:6; Ayb 12:9; Yes 19:16, ctk.; 40:2; Yeh 1:3.) Di Alkitab, kata ”tangan” sering kali menggambarkan ”kekuatan; kuasa”. Selain itu, karena tangan bisa digunakan untuk berbagai hal karena adanya kekuatan dari lengan, kata ”tangan” bisa juga berarti ”kekuatan yang digunakan”. Ungkapan Yunani yang diterjemahkan ”tangan Yehuwa” juga ada di Luk 1:66 dan Kis 13:11.​—Lihat keterangan tambahan Luk 1:6, 66 dan pengantar Lamp. C3; Kis 11:21.

tangan Yehuwa: Ungkapan ini sering disebutkan di Kitab-Kitab Ibrani. Ungkapan Ibraninya adalah gabungan dari kata untuk ”tangan” dan Tetragramaton. (Kel 9:3; Bil 11:23, ctk.; Hak 2:15; Rut 1:13; 1Sam 5:6, 9; 7:13; 12:15; 1Raj 18:46; Ezr 7:6; Ayb 12:9; Yes 19:16, ctk.; 40:2; Yeh 1:3) Ungkapan Yunani yang diterjemahkan ”tangan Yehuwa” juga disebutkan di Kis 11:21; 13:11.​—Lihat keterangan tambahan Luk 1:6, 9; Kis 11:21 dan pengantar Lamp. C3; Luk 1:66.

tangan: Sering kali menggambarkan ”kekuatan; kuasa”. Selain itu, karena tangan bisa bergerak dengan menggunakan kekuatan lengan, kata ”tangan” bisa berarti ”kekuatan yang digunakan”.

Yehuwa: Dalam Injil Lukas di terjemahan ini, nama Allah pertama kali disebutkan di sini. Memang, manuskrip-manuskrip Yunani yang masih ada menggunakan istilah Kyrios (Tuan; Tuhan) di sini. Tapi, ada alasan-alasan kuat untuk menyimpulkan bahwa awalnya, nama Allah ada di ayat ini, dan belakangan nama itu diganti dengan gelar Tuhan. (Lihat Lamp. C1 dan pengantar Lamp. C3; Luk 1:6.) Dua pasal pertama dari Injil Lukas berisi banyak rujukan ke ungkapan dan ayat dalam Kitab-Kitab Ibrani yang memuat nama Allah. Misalnya, istilah perintah dan hukum serta istilah-istilah hukum lainnya dipakai di Kitab-Kitab Ibrani, dan kebanyakan konteksnya menyebutkan nama Allah atau menunjukkan bahwa yang berbicara adalah Yehuwa.​—Kej 26:2, 5; Bil 36:13; Ul 4:40; 27:10; Yeh 36:23, 27.

dengan bimbingan Allah . . . disebut: Kebanyakan terjemahan Alkitab hanya menerjemahkan bagian ini menjadi ”disebut”, tanpa kata-kata ”dengan bimbingan Allah”. Tapi, kata-kata bahasa Yunani yang biasanya diterjemahkan menjadi ”disebut” tidak digunakan di sini. (Mat 1:16; 2:23; Mrk 11:17; Luk 1:32; Kis 1:12, 19) Kata yang dipakai di ayat ini adalah kata kerja Yunani khrematizo. Kata ini digunakan sembilan kali dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, biasanya untuk memaksudkan sesuatu yang berasal dari Allah. (Mat 2:12, 22; Luk 2:26; Kis 10:22; 11:26; Rm 7:3; Ibr 8:5; 11:7; 12:25) Misalnya, di Kis 10:22, kata Yunani ini diikuti ungkapan ”melalui seorang malaikat suci”. Di Mat 2:12, 22, kata ini dipakai untuk memaksudkan sesuatu yang Allah berikan melalui mimpi. Kata bendanya, khrematismos, digunakan di Rm 11:4, dan kebanyakan kamus dan terjemahan Alkitab menerjemahkannya menjadi ”pernyataan Allah; firman Allah; jawaban Allah; tanggapan Allah”. Jadi, Yehuwa-lah yang kelihatannya membimbing Saul dan Barnabas untuk mulai menggunakan sebutan ”orang Kristen”. Ada yang berpendapat bahwa sebutan ”orang Kristen” dibuat oleh orang-orang yang bukan Yahudi di Antiokhia dengan tujuan mengejek para pengikut Yesus. Tapi, kata Yunani khrematizo menyiratkan bahwa sebutan ini berasal dari Allah. Selain itu, sebutan ini juga tidak mungkin berasal dari orang Yahudi, karena kalau mereka menyebut pengikut Yesus sebagai ”orang Kristen” (dari bahasa Yunani), atau ”Mesianis” (dari bahasa Ibrani, artinya ”pengikut Mesias”), itu berarti mereka secara tidak langsung mengakui bahwa Yesus adalah Kristus. Padahal, orang Yahudi jelas-jelas sudah menolak Yesus sebagai Mesias.

orang Kristen: Dari istilah Yunani Khristianos, artinya ”pengikut Kristus”, yang hanya digunakan tiga kali dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen. (Kis 11:26; 26:28; 1Ptr 4:16) Istilah ini berasal dari kata Khristos, yang artinya Kristus (”Yang Diurapi”). Orang Kristen mengikuti teladan dan ajaran Yesus, atau Kristus, yang adalah pribadi yang diurapi Yehuwa. (Luk 2:26; 4:18; ctk.) Sebutan ”orang Kristen” diberikan ”dengan bimbingan Allah” mungkin pada tahun 44 M, saat terjadinya peristiwa yang dicatat di Kis 11:26 ini. Setelah itu, sebutan tersebut sepertinya mulai digunakan oleh masyarakat umum. Karena itulah saat Paulus menghadap Raja Herodes Agripa II sekitar tahun 58 M, raja itu tahu siapa orang Kristen. (Kis 26:28) Menurut Tacitus, seorang penulis sejarah, sekitar tahun 64 M, sebutan ”orang Kristen” sudah sering digunakan orang-orang di kota Roma. Selain itu, antara tahun 62 sampai 64 M, saat Petrus menulis suratnya yang pertama kepada orang Kristen yang tersebar di berbagai wilayah kekuasaan Romawi, sebutan ”orang Kristen” kelihatannya sudah dipakai di mana-mana dan menunjukkan dengan jelas bahwa yang dimaksud adalah pengikut Yesus. (1Ptr 1:1, 2; 4:16) Dengan adanya sebutan ini, tidak mungkin lagi ada anggapan yang salah bahwa para pengikut Yesus adalah anggota salah satu sekte agama Yahudi pada waktu itu.

kelaparan yang parah: Bencana ini terjadi sekitar tahun 46 M. Catatan Alkitab ini didukung oleh tulisan Yosefus, seorang ahli sejarah, yang mencatat bahwa ada ”bencana kelaparan besar” pada zaman pemerintahan Kaisar Romawi Klaudius. Bencana seperti ini khususnya membuat orang-orang miskin menderita, karena mereka tidak punya cadangan uang ataupun makanan. Karena itulah orang Kristen di Antiokhia mengirimkan bantuan untuk saudara-saudara yang miskin di Yudea.

pada zaman Klaudius: Kaisar Romawi Klaudius memerintah dari tahun 41 sampai 54 M. Di awal pemerintahannya, dia memperlakukan orang Yahudi dengan baik. Tapi di akhir pemerintahannya, hubungannya dengan orang Yahudi sudah tidak baik, dan Klaudius mengusir semua orang Yahudi dari Roma. (Kis 18:2) Konon, Klaudius meninggal karena dia diracuni dengan jamur oleh istrinya yang keempat. Dia digantikan oleh Nero.

mengirim bantuan: Atau ”melayani dengan mengirim bantuan”. Di ayat inilah Alkitab pertama kali menyebutkan bahwa orang Kristen mengirimkan bantuan kepada rekan-rekan seiman mereka di tempat yang jauh. Kata Yunani diakonia, yang digunakan di sini, sering diterjemahkan menjadi ”pelayanan”. Tapi di ayat ini, dan juga di Kis 12:25 dan 2Kor 8:4, kata itu diterjemahkan menjadi ”bantuan”. Ini menunjukkan bahwa ada dua jenis pelayanan yang harus dilakukan orang Kristen. Yang pertama adalah ”pelayanan [diakonia] untuk merukunkan”, maksudnya, pekerjaan mengabar dan mengajar. (2Kor 5:18-20; ctk.; 1Tim 2:3-6) Yang kedua adalah pelayanan dalam bentuk membantu rekan-rekan seiman, seperti yang disebutkan di ayat ini. Paulus mengatakan, ”Ada berbagai pelayanan [bentuk jamak diakonia], tapi hanya ada satu Tuan.” (1Kor 12:4-6, 11) Dia menunjukkan bahwa semua jenis pelayanan itu adalah ”pelayanan suci”.​—Rm 12:1, 6-8.

pemimpin: Atau ”tua-tua”. Lit.: ”pria-pria yang lebih tua”. Di Alkitab, kata Yunani presbyteros terutama memaksudkan orang-orang yang punya wewenang atau tanggung jawab di dalam suatu komunitas atau di bangsa tertentu. Kata itu kadang memaksudkan orang yang usianya memang lebih tua atau lansia (misalnya di Luk 15:25; Kis 2:17), tapi tidak selalu begitu. Di sini, yang dimaksud adalah para pemimpin bangsa Yahudi, yang sering disebutkan bersama para imam kepala dan para ahli Taurat. Para anggota Sanhedrin berasal dari ketiga kelompok itu.​—Mat 21:23; 26:3, 47, 57; 27:1, 41; 28:12; lihat ”Tua-tua; Penatua” di Daftar Istilah.

para penatua: Atau ”tua-tua”. Lit.: ”pria-pria yang lebih tua”. Di Alkitab, kata Yunani presbyteros terutama memaksudkan orang-orang yang punya wewenang atau tanggung jawab di dalam suatu komunitas atau di bangsa tertentu. Kadang, kata itu memaksudkan orang yang usianya memang lebih tua atau lansia. (Lihat keterangan tambahan Mat 16:21.) Di Israel zaman dulu, para tua-tua ditugaskan untuk memimpin dan mengatur penduduk suatu kota (Ul 25:7-9; Yos 20:4; Rut 4:1-12) atau seluruh bangsa itu (Hak 21:16; 1Sam 4:3; 8:4; 1Raj 20:7). Di Kis 11:30 ini, kata presbyteros untuk pertama kalinya dipakai untuk memaksudkan penatua sidang Kristen. Sama seperti di Israel dulu, pria-pria ini diberi tanggung jawab untuk mengawasi jemaat dan memberikan pengarahan. Di ayat ini, para penatua di Yudea bertugas menerima bantuan yang dikirimkan, dan mereka jugalah yang mengatur pembagiannya ke sidang-sidang.

Media

Yopa
Yopa

Video ini menunjukkan lokasi kota Yopa kuno, sebuah kota pelabuhan yang ada di Pesisir Laut Tengah, di antara Gunung Karmel dan Gaza. Pada zaman modern, kota itu bernama Yafo (Arab, Jaffa), dan pada tahun 1950, kota itu digabungkan dengan Tel Aviv. Sekarang, kota itu bernama Tel Aviv-Yafo. Kota Yopa terletak di sebuah bukit berbatu yang tingginya mencapai kira-kira 35 m, dan pelabuhannya ada di daerah bebatuan yang lebih rendah, kira-kira 100 m dari pantai. Orang Tirus mengirimkan kayu dari hutan-hutan Lebanon ke Yopa untuk digunakan dalam pembangunan bait Salomo. (2Taw 2:16) Belakangan, Nabi Yunus, yang ingin menghindari tugasnya, pergi ke Yopa dan naik kapal yang menuju Tarsyis. (Yun 1:3) Pada abad pertama M, ada satu sidang Kristen di Yopa. Salah satu anggota sidang itu adalah Dorkas (Tabita), yang dibangkitkan oleh Petrus. (Kis 9:36-42) Yopa juga adalah kota tempat tinggal Simon, seorang pembuat bahan dari kulit. Petrus pernah menginap di rumah Simon, dan di sanalah Petrus mendapat penglihatan yang mempersiapkannya untuk mengunjungi Kornelius, seorang pria yang bukan Yahudi.​—Kis 9:43; 10:6, 9-17.

Antiokhia Siria—Pusat Kegiatan Orang Kristen pada Abad Pertama
Antiokhia Siria—Pusat Kegiatan Orang Kristen pada Abad Pertama

Antiokhia Siria adalah ibu kota Siria, salah satu provinsi Romawi. Kota ini adalah salah satu dari tiga kota terbesar di wilayah kekuasaan Romawi pada abad pertama. Dua kota lainnya adalah Roma dan Aleksandria. Kota Antiokhia dibangun di sisi sebelah timur Sungai Orontes (1) dan awalnya mencakup sebuah pulau (2). Beberapa kilometer dari kota itu ada pelabuhan Seleukia. Di Antiokhia ada hipodrom (3), yaitu stadion yang digunakan untuk pacuan kuda dan kereta kuda. Itu adalah salah satu hipodrom terbesar pada zaman itu. Kota Antiokhia dikenal karena memiliki jalan besar dengan pilar-pilar di kedua sisinya (4). Jalan itu dilapisi marmer oleh Herodes Agung. Belakangan, Kaisar Tiberius menambahkan pilar-pilar dan atap lalu menghiasi jalan itu dengan mosaik dan patung-patung. Penduduk Antiokhia berasal dari berbagai kebudayaan, dan di kota itu, ada sebuah komunitas orang Yahudi yang besar (5). Banyak dari orang-orang Yahudi itu menjadi orang Kristen. Di kota Antiokhia inilah murid-murid Yesus untuk pertama kalinya disebut orang Kristen. (Kis 11:26) Belakangan, banyak orang yang bukan Yahudi juga menjadi Kristen. Kira-kira pada tahun 49 M, terjadi perbedaan pendapat tentang sunat. Jadi Paulus, Barnabas, dan beberapa saudara lain diutus untuk menemui badan pimpinan di Yerusalem dan meminta arahan dari mereka. (Kis 15:1, 2, 30) Kota Antiokhia menjadi tempat tinggal tetap Rasul Paulus selama dia melakukan perjalanan utusan injilnya. (Kis 13:1-3; 15:35, 40, 41; 18:22, 23) Peta ini juga menunjukkan posisi tembok kota Antiokhia selama beberapa abad.

Antiokhia Siria
Antiokhia Siria

Ini adalah foto kota Antakya di Turkiye. Dulunya, ini adalah lokasi kota Antiokhia, yang adalah ibu kota Siria, sebuah provinsi Romawi. Pada abad pertama M, Antiokhia Siria disebut sebagai kota Romawi terbesar ketiga setelah Roma dan Aleksandria. Menurut perkiraan, ada setidaknya 250.000 orang yang tinggal di situ. Setelah Stefanus dibunuh oleh gerombolan massa di Yerusalem dan para pengikut Yesus mulai dianiaya, beberapa murid melarikan diri ke Antiokhia. Di sana, mereka memberitakan kabar baik kepada orang-orang Yunani, dan ada banyak yang mau mendengarkan mereka. (Kis 11:19-21) Antiokhia belakangan menjadi kota tempat tinggal tetap Rasul Paulus selama dia melakukan perjalanan utusan injilnya. Dan ”di Antiokhia, dengan bimbingan Allah murid-murid pertama kali disebut orang Kristen”. (Kis 11:26) Kota ini berbeda dengan kota Antiokhia di Pisidia (Turkiye bagian tengah), yang disebutkan di Kis 13:14; 14:19, 21, dan 2Tim 3:11.

Kaisar Klaudius
Kaisar Klaudius

Nama Kaisar Romawi Klaudius disebutkan sebanyak dua kali dalam buku Kisah. (Kis 11:28; 18:2) Dia menjadi kaisar menggantikan keponakannya, Kaligula (yang memerintah dari tahun 37 sampai 41 M dan tidak disebutkan namanya di Alkitab). Klaudius adalah kaisar Romawi yang keempat, dan dia memerintah dari tahun 41 sampai 54 M. Sekitar tahun 49 atau 50 M, Klaudius memerintahkan semua orang Yahudi untuk meninggalkan Roma. Karena itulah Priskila dan Akuila pindah ke kota Korintus, dan di sana, mereka bertemu Rasul Paulus. Klaudius meninggal pada tahun 54 M, konon karena diberi racun oleh istrinya yang keempat. Dia digantikan oleh Kaisar Nero.